LAPORAN KIMIA
MENGIDENTIFIKASI KEPOLARAN SENYAWA

Nama anggota :
1.
Citra Aulia S (08)
2.
Jarwati (18)
3.
Seftyaningsih Duwi S (28)
4.
Ullya Nazhifatul U (31)
vTujuan Praktikum
1.
Peserta
didik dapat mengidentifikasi suatu larutan bersifat polar atau nonpolar.
2.
Peserta
didik dapat menyajikan data percobaan kepolaran senyawa.
vLandasan Teori
Senyawa polar adalah senyawa yang
terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal
ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas
yang berbeda.
Contoh : H2O, HCL, HF, HI
dan HBr
Senyawa non polar adalah senyawa
yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang
membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas
yang sama/hampir sama.
Contoh : O2, CO2,CH4 dan Cl2
Ciri-ciri senyawa polar :
1. Dapat larut dalam air dan pelarut
polar lain
2. Memiliki kutub (+) dan kutub (-)
, akibat tidak meratanya distribusi elektron
3. Memiliki pasangan elektron bebas
(bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
Ciri-ciri senyawa non polar :
1.
Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2.
Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi
elektron
3.
Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
Senyawa polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub
kutub listrik yang permanen (dipol permanent). Jadi antar molekul polar terjadi
gaya tarik dipol permanent.
Senyawa non polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom (seperti
O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0
Bila terdapat senyawa non polar
terjadi gaya tarik dipol sesaat ( gaya
dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu
atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya
sesaat.
Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar,
jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom. Contoh 1 : Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama
menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada
atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat
daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi
semacam kutub dalam molekul HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen
disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang
berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 : Dalam tiap molekul di
atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari
unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Akibatnya muatan
dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 : Meskipun atom-atom
penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar
secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama
kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).
Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain:
1.
Kebanyakan
menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas,
larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit
menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.
2.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa polar larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut
universal yang bersifat polar. Oleh karena itu, air akan melarutkan
senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan sebaliknya, tidak melarutkan senyawa
nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita dapat mengetahui
kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam air.
vAlat dan Bahan
A.
Alat
a.
Statif : 1 buah d. Penggaris : 1 buah
b.
Buret
: 1 buah e. Kertas : 2 lembar
c.
Corong : 1 buah f.
Gelas Kimia : 1 buah
B.
Bahan
a.
Aquades : 10 ml d.
Kloroform : 10 ml
b.
Aseton : 10 ml e. Benzena : 10 ml
c.
Etanol : 10 ml


v Langkah Kegiatan
1.
Pasang
buret pada statif kemudian, mengisi larutan aquades ke dalam buret dengan
corong.
2.
Buka
klem buret agar larutan mengalis, kemudian menampung lautan dalam erlrnmeyer.
3.
Gosokkan
penggaris pada kertas, kemudian mendekatkan ke arah aliran larutan.
4.
Ulangi
semua cara kerja di atas untuk mengidentifikasi kepolaran senyawa semua
larutan.



Data
pengamatan
No.
|
Larutan
|
Pembelokan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Aquades
|
Ö
|
|
2.
|
Aseton
|
Ö
|
|
3.
|
Metanol
|
Ö
|
|
4.
|
Kloroform
|
Ö
|
|
5.
|
Benzena
|
Ö
|
Keterangan:
Jika dapat dibelokkan dengan penggaris yang telah digosok = Polar
Jika tidak bisa dibelokkan dengan
penggaris yang telah di gosok = Tidak Polar
vAnalisis Data
Dari percobaan yang dilakukan yaitu
menentukan sifat kepolaran suatu senyawa diketahui bahwa suatu senyawa ada yang
bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Pada percobaan ini dilihat dari
pembelokan larutan saat kita mendekatkan penggaris ke larutan yang keluar dari
buret. Dimana penggaris telah digosokkan dengan buku tebal, dengan tujuan agar
penggaris tersebut menjadi bermuatan listrik sehingga dapat menunjukkan
kepolaran senyawa. Saat larutan membelok berarti merupakan senyawa polar.
Berdasarkan data hasil percobaan,
didapat bahwa ,aseton, akuades, kloroform dan metanol dapat dibelokkan ketika
penggaris beraliran listrik didekatkan. ini membuktikan bahwa senyawa tersebut
bersifat polar karena sifatnya yang akan tertarik ke arah yang memiliki aliran
listik. Sedangkan benzena tidak membelok ketika penggaris yang memiliki aliran
listrik tersebut didekatkan. Ini membuktikan bahwa benzena merupakan senyawa
non-polar atau pelarut organik non-polar karena sifat nonpolar yang tidak
dipengaruhi oleh medan listrik.
Perbedaan senyawa polar dan nonpolar
ini disebabkan perbedaan harga keelektronegatifan masing-masing senyawa dan
bentuk molekul, serta pengaruh elektron yang tidak tersebar secara merata.
Air bersifat polar karena ada
perbedaan elektronegatif antara H-O, metanol bersifat polar karena bentuknya
yang tidak simetris dan aseton bersifat polar karena mengandung gugus
karboksil, dimana gugus karboksil bersifat polar dengan elektron-elektron dalam
ikatan sigma, dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi tertarik ke
oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang
elektron menyendiri
Kemudian untuk uji kloroform dari
hasil pengamatam kloroform terjadi pembelokan maka kloroform bersifat polar. Jika
dilihat dari strukturnya kloroform berebentuk tidak simetris akan tetapi bila
dilihat dari literatur kloroform mempunyai momen dipol sebesar 1,86. Semakin
besar momen dipol maka semakin besar pula kepolarannya. Maka kloroform bisa
dikatakan polar ketika mengacu pada momen dipol dan non polar jika dilihat dari
bentuk struktur.
Pada percobaan menggunakan larutan
benzena dan air ke dalam buret kemudian mendekatkan penggaris yang telah
digosokkan ke aliran larutan tersebut didapatkan hasil aliran Sehingga pada
saat penggaris didekatkan pada aliran tersebut maka arah alirannya menjauhi
penggaris. Hal ini menunjukan bahwa benzena adalah senyawa yang bersifat non
polar. Dari bentuk molekulnya benzana tidak simetris dan memiliki momen dipol
nol.
Berikut ini adalah perbedaan harga keelektronegatifan dari
unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa-senyawa diatas:
C = 2,5
H = 2,1
O = 3,5
F = 4,0
N = 3,0
Cl = 3,0
vPertanyaan
a.
Cairan
manakah yang dipengaruhi oleh penggaris?
Jawab : Aquades, Aseton, Metanol,
Kloroform.
b.
Apa
yang ditunjukkan molekul-molekul cairan yang terpengaruh oleh peristiwa
tersebut?
Jawab : Yang ditunjukkan
molekul-molekul cairan yang terpengaruh oleh peristiwa tersebut adalah
pembelokkan larutan.
c.
Pada
molekul air (H2O) terdapat 2 pasang elektron ikatan. Jika harga
elektronegativitas atom O = 3,5 dan H = 2,1; atom manakah yang lebih kuat
menarik elektron?
Jawab : Atom O, karena unsur yang
memiliki harga keelektronrgatifan lebih besar mempunyai gaya tarik ikatan lebih
besar sehingga atom-atom yang berkatan lebih mendekat ke atom O.
d.
Berdasarkan
hal tersebut lebih tertarik ke manakah pasangan elektron ikatan?
Jawab : Pasangan elektron ikatan
akan lrbih tertarik ke atom O (Oksigen).
f.
Atom
manakah yang lebih bermuatan negatif dan positif? Jelaskan!
Jawab : Atom yang lebih bermuatan
negatif adalah atom O karena harga elektronegativitasnya lebih tinggi
dibandingkan yaitu 3,5 sedangkan atom H ebih bersifat positif karena harga
elektronegativitasnya lebih rendah yaitu hanya mencapai 2,1.
g.
Molekul
yang mengalami peristiwa di atas disebut molekul polar. Apa yang dimaksud
dengan molekul polar?
Jawab : Molekul polar ialah molekul
yang muatan positif dan negatif pada strukturnya berbeda, sehingga molekul
tersebut memiliki dua buah kutub dengan muatan yang berbeda yang dikenla dengan
sebutan dipol.
v Kesimpulan
1. Dapat dilihat dari
data senyawa yang alirannya berbelok saat didekatkan dengan penggaris merupakan
senyawa polar. Dan senyawa yang alirannya tidak berbelok merupakan senyawa
nonpolar.
2. Dari data didapat bahwa
yang tergolong senyawa polar yaitu aseton, akuades, kloroform dan metanol. Dan
senyawa yang bersifat nonpolar adalah benzena.
3. Kepolaran suatu
senyawa dipengaruhi keelektronegatifan, kemiripan struktur, dapat tidaknya
membentuk ikatan hydrogen, momen dipole, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar