Jumat, 25 Oktober 2019

Laporan Kimia Mengidentifikasi Kepolaran Senyawa


LAPORAN KIMIA
MENGIDENTIFIKASI KEPOLARAN SENYAWA

Description: Screenshot_2018-09-05-23-43-53-40

Nama anggota :
1.   Citra Aulia S (08)
2.   Jarwati (18)
3.   Seftyaningsih Duwi S (28)
4.   Ullya Nazhifatul U (31)



vTujuan Praktikum

1.     Peserta didik dapat mengidentifikasi suatu larutan bersifat polar atau nonpolar.
2.     Peserta didik dapat menyajikan data percobaan kepolaran senyawa.

vLandasan Teori

Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
 Contoh : H2O, HCL, HF, HI dan HBr
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
 Contoh : O2, CO2,CH4 dan Cl2
Ciri-ciri senyawa polar :
1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya distribusi elektron
3. Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki    perbedaan keelektronegatifan
 Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
Ciri-ciri senyawa non polar :
1.  Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2.  Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi elektron
3.  Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui)  atau keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen (dipol permanent). Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent.
Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom (seperti O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0
Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat   ( gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.
Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.  Contoh 1 : Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 : Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 : Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).


Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain:
1.     Kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.
2.     Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar. Oleh karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam air.

vAlat dan Bahan

A. Alat
a.     Statif           : 1 buah                          d. Penggaris          : 1 buah
b.     Buret          : 1 buah                          e. Kertas               : 2 lembar
c.      Corong       : 1 buah                          f. Gelas Kimia      : 1 buah
B.  Bahan
a.     Aquades      : 10 ml                           d. Kloroform        : 10 ml
b.     Aseton        : 10 ml                           e. Benzena            : 10 ml
c.      Etanol         : 10 ml

          

v Langkah Kegiatan

1.     Pasang buret pada statif kemudian, mengisi larutan aquades ke dalam buret dengan corong.
2.     Buka klem buret agar larutan mengalis, kemudian menampung lautan dalam erlrnmeyer.
3.     Gosokkan penggaris pada kertas, kemudian mendekatkan ke arah aliran larutan.
4.     Ulangi semua cara kerja di atas untuk mengidentifikasi kepolaran senyawa semua larutan.
      


Data pengamatan

No.
Larutan
Pembelokan
Ya
Tidak
1.
Aquades
Ö

2.
Aseton
Ö

3.
Metanol
Ö

4.
Kloroform
Ö

5.
Benzena

Ö

Keterangan:
Jika dapat dibelokkan dengan penggaris yang telah digosok            = Polar
Jika tidak bisa dibelokkan dengan penggaris yang telah di gosok    = Tidak Polar



vAnalisis Data

Dari percobaan yang dilakukan yaitu menentukan sifat kepolaran suatu senyawa diketahui bahwa suatu senyawa ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Pada percobaan ini dilihat dari pembelokan larutan saat kita mendekatkan penggaris ke larutan yang keluar dari buret. Dimana penggaris telah digosokkan dengan buku tebal, dengan tujuan agar penggaris tersebut menjadi bermuatan listrik sehingga dapat menunjukkan kepolaran senyawa. Saat larutan membelok berarti merupakan senyawa polar.
Berdasarkan data hasil percobaan, didapat bahwa ,aseton, akuades, kloroform dan metanol dapat dibelokkan ketika penggaris beraliran listrik didekatkan. ini membuktikan bahwa senyawa tersebut bersifat polar karena sifatnya yang akan tertarik ke arah yang memiliki aliran listik. Sedangkan benzena tidak membelok ketika penggaris yang memiliki aliran listrik tersebut didekatkan. Ini membuktikan bahwa benzena merupakan senyawa non-polar atau pelarut organik non-polar karena sifat nonpolar yang tidak dipengaruhi oleh medan listrik.
Perbedaan senyawa polar dan nonpolar ini disebabkan perbedaan harga keelektronegatifan masing-masing senyawa dan bentuk molekul, serta pengaruh elektron yang tidak tersebar secara merata.
Air bersifat polar karena ada perbedaan elektronegatif antara H-O, metanol bersifat polar karena bentuknya yang tidak simetris dan aseton bersifat polar karena mengandung gugus karboksil, dimana gugus karboksil bersifat polar dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma, dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri
Kemudian untuk uji kloroform dari hasil pengamatam kloroform terjadi pembelokan maka kloroform bersifat polar. Jika dilihat dari strukturnya kloroform berebentuk tidak simetris akan tetapi bila dilihat dari literatur kloroform mempunyai momen dipol sebesar 1,86. Semakin besar momen dipol maka semakin besar pula kepolarannya. Maka kloroform bisa dikatakan polar ketika mengacu pada momen dipol dan non polar jika dilihat dari bentuk struktur.



Pada percobaan menggunakan larutan benzena dan air ke dalam buret kemudian mendekatkan penggaris yang telah digosokkan ke aliran larutan tersebut didapatkan hasil aliran Sehingga pada saat penggaris didekatkan pada aliran tersebut maka arah alirannya menjauhi penggaris. Hal ini menunjukan bahwa benzena adalah senyawa yang bersifat non polar. Dari bentuk molekulnya benzana tidak simetris dan memiliki momen dipol nol.
Berikut ini adalah perbedaan harga keelektronegatifan dari unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa-senyawa diatas:
C =    2,5
H =    2,1
O =    3,5
F =    4,0
N =    3,0
Cl = 3,0

vPertanyaan

a.     Cairan manakah yang dipengaruhi oleh penggaris?
Jawab : Aquades, Aseton, Metanol, Kloroform.
b.     Apa yang ditunjukkan molekul-molekul cairan yang terpengaruh oleh peristiwa tersebut?
Jawab : Yang ditunjukkan molekul-molekul cairan yang terpengaruh oleh peristiwa tersebut adalah pembelokkan larutan.
c.      Pada molekul air (H2O) terdapat 2 pasang elektron ikatan. Jika harga elektronegativitas atom O = 3,5 dan H = 2,1; atom manakah yang lebih kuat menarik elektron?
Jawab : Atom O, karena unsur yang memiliki harga keelektronrgatifan lebih besar mempunyai gaya tarik ikatan lebih besar sehingga atom-atom yang berkatan lebih mendekat ke atom O.
d.     Berdasarkan hal tersebut lebih tertarik ke manakah pasangan elektron ikatan?
Jawab : Pasangan elektron ikatan akan lrbih tertarik ke atom O (Oksigen).     
f.       Atom manakah yang lebih bermuatan negatif dan positif? Jelaskan!
Jawab : Atom yang lebih bermuatan negatif adalah atom O karena harga elektronegativitasnya lebih tinggi dibandingkan yaitu 3,5 sedangkan atom H ebih bersifat positif karena harga elektronegativitasnya lebih rendah yaitu hanya mencapai 2,1.
g.     Molekul yang mengalami peristiwa di atas disebut molekul polar. Apa yang dimaksud dengan molekul polar?
Jawab : Molekul polar ialah molekul yang muatan positif dan negatif pada strukturnya berbeda, sehingga molekul tersebut memiliki dua buah kutub dengan muatan yang berbeda yang dikenla dengan sebutan dipol.

v Kesimpulan

1.       Dapat dilihat dari data senyawa yang alirannya berbelok saat didekatkan dengan penggaris merupakan senyawa polar. Dan senyawa yang alirannya tidak berbelok merupakan senyawa nonpolar.
2.       Dari data didapat bahwa yang tergolong senyawa polar yaitu aseton, akuades, kloroform dan metanol. Dan senyawa yang bersifat nonpolar adalah benzena.
3.       Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi keelektronegatifan, kemiripan struktur, dapat tidaknya membentuk ikatan hydrogen, momen dipole, dan sebagainya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Scared of my darknest : What's happiness?

 Malam tenang dipenuhi bintang-bintang atau gelora alunna musik mengudara mana yang akan kau pilih?  air yang tennag dan menghanyutkan atau ...